Mataram (Suara NTB)
– Badan Kesatuan Bangsa, Politik Dalam Negeri (Bakesbangpoldagri) NTB
menyusun pernyataan sikap bersama perwakilan lembaga dan tokoh
masyarakat terkait konflik yang terjadi di Papua, Selasa, 3 September
2019. Kepala Bakesbagpoldagri NTB, Drs. H. Lalu Syafi’i, MM menegaskan
bahwa langkah tersebut perlu diambil untuk menjamin rasa aman bagi warga
Papua yang ada di NTB.
“Kita turut
bersedih karena Papua adalah saudara kita. Bagian tanah air yang harus
kita jaga, rawat dan cintai,” ujar Syafi’i ditemui seuasi penandataganan
pernyataan sikap di Kantor Bakesbangpoldagri NTB. Saat ini pihaknya
tengah mencoba untuk mengumpulkan warga Papua yang ada di NTB guna
mendengar keluhan mereka.
Ditegaskan Syafi’i seluruh pihak yang
menandatangani surat pernyataan sikap tersebut delah berkomitmen untuk
menjamin keselamatan warga Papua di NTB. “Kita harus bersikap, kita
harus menyuarakan suara hati, kita harus menyampaikan kehendak bersama
bahwa kita benar-benar mencintai Papua,” ujarnya.
Disebut
Syafi’i warga Papua yang ada di NTB hampir mencapai 200 orang. Jumlah
itu didominasi oleh mahasiswa di beberapa Universitas di Kota Mataram,
IPDN, dan beberapa tinggal di NTB dalam rangka bekerja.
Syafi’i
juga menerangkan bahwa pihaknya mencoba melakukan pendekatan secara
keagamaan. Yaitu dengan melibatkan tokoh-tokoh agama seperti Kristen dan
Islam untuk menyisipkan pesan damai dan persatuan dalam khotbah mereka
yang dihadiri oleh warga Papua di NTB.
Selain itu, pihak kampus yang menaungi
mahasiswa Papua sebagai kelompok dominan warga Papua di NTB diharapkan
juga melakukan pendekatan aktif. Dengan begitu, diharapkan dapat
mencegah provokasi dalam bentuk apapun. “Mereka tetap saudara kita
sehingga kita akan jaga mereka untuk keutuhan NKRI,” tegas Syafi’i.
Pernyataan
sikap yang disusun Bakesbangpoldagri NTB sendiri berisi empat poin.
Yaitu masyarakat Papua adalah saudara yang sangat dicintai dan
dibangakan, bersama-sama akan menjaga keselamatan warga Papua yang
tengah bekerja atau menuntut ilmu di NTB, mengajak semua elemen
masyarakat untuk tetap dalam persatuan, serta mendukung sepenuhnya agar
Papua tetap terjaga kedamaian dalam cinta kasih. Beberapa orang yang
telah menandatangani surat pernyataan sikap itu sendiri adalah Kepala
Bakesbangpoldagri NTB, Ketua MUI NTB, Ketua FKUB NTB, Ketua Dekenat NTB,
Ketua PGI NTB, Wakil Rektor III Unram, dan Drs. H. Lalu Syafri, MM.
Wakil
Rektor Bidang Kemahasiswaan dan alumni Universitas Mataram (Unram),
Muhammad Natsir, yang turut hadir dalam penandatanganan surat pernyataan
sikap itu menerangkan bahwa di Unram sampai saat ini ada 102 mahasiswa
yang berasal dari Papua. “Mereka masih semangat, masih terus
melaksanakan kegiatan akademiknya,” ujarnya ditemui seusai
penandatanganan.
Diterangkan Natsir bahwa mahasiswa Papua
yang ada di Unram adalah orang-orang yang sopan, baik dan ramah.
Sebelumnya Natsir sendiri telah mengadakan pertemuan dengan mahasiswa
Papua guna mendengar keluh-kesah mereka. “Saya undang di ruangan untuk
makan bersama, mereka terbuka,” ujarnya.
Dalam
pertemuan itu, didapati bahwa beberapa oknum mencoba melakukan kontak
dan memprovokasi mahasiswa Papua yang ada di NTB. “Karena ada peristiwa
di Papua, mereka dihubungi oleh pihak tertentu yang mereka tidak kenal,”
ujar Natsir. Walaupun begitu, disebutnya seluruh mahasiswa itu menolak
provokasi tersebut.
Sebelumnya
Gubernur NTB, Dr. H. Zulkieflimansyah, SE. M.Sc., juga menekankan bahwa
warga Papua yang ada di NTB merupakan tanggungjawab bersama dan akan
dijamin keselamatannya. “Kita juga di sini ada mahasiswa (asal) Papua
juga. Kita memastikan pada mereka bahwa kondisi di NTB aman. Tidak usah
khawatir,” ujar Gubernur, Senin (2/9).
Selain
itu, Gubernur juga menyatakan akan segera menyusun jadwal pertemuan
dengan warga Papua yang ada di NTB. Hal tersebut untuk membuktikan bahwa
warga Papua di NTB tidak dibeda-bedakan dengan warga yang lain. “Kita
akan bertemu dan bersilaturahmi. Kalau ada harapan dan keinginan kita
dengarkan,” pungkas Gubernur.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar