Senin, 08 Juli 2024

Jokowi Bersyukur Ekonomi RI Tumbuh 5,11 Persen di Tengah Krisis Global

 

Presiden Joko Widodo (Jokowi) bersyukur pertumbuhan ekonomi Indonesia yang menurutnya masih berada di angka yang cukup baik, padahal kondisi perekonomian global sedang tidak baik-baik saja.

 

Tak hanya soal ekonomi, Jokowi juga menyebut kondisi politik Indonesia sangat stabil. Hal ini mengingat dalam beberapa tahun ini kondisi geopolitik dunia sedang bergejolak, ditambah perang dagang yang memanas, hingga perubahan iklim.

 

"Alhamdulillah ini patut kita syukuri, ekonomi dan politik Indonesia sangat stabil. Ekonomi tetap tumbuh di atas 5 persen. Kita tahu di kuartal I-2024, tumbuh 5,11 persen," kata Jokowi di JCC Senayan, Jakarta Pusat, Senin (8/7).

 

Ia mengatakan kondisi baik itu terjadi karena inflasi tetap terjaga usai BI dan Kementerian Dalam Negeri setiap bertemu setiap Senin dengan para kepala daerah untuk menjaga inflasi di setiap daerah.

 

Namun demikian, Jokowi juga mengingatkan agar perekonomian Indonesia bisa tumbuh lebih tinggi, maka harus kompetitif dengan negara-negara lain, serta harus mampu memanfaatkan peluang sekecil apapun.

 

Oleh sebab itu, ia mewanti-wanti agar akuntabilitas dan fleksibilitas harus dijalankan secara seimbang.

 

"Kita tidak boleh terbelenggu pada rumusan prosedur yang berorientasi pada proses. Kita harus lebih berani untuk lebih fokus kepada hasil," ujarnya.

 

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal I 2024 sebesar 5,11 persen secara tahunan (yoy). Angka ini lebih tinggi dibandingkan kuartal I 2023, yang sebesar 5,04 persen.

 

PLT Kepala BPS Amalia Widyasanti mengatakan capaian ini adalah pertumbuhan ekonomi kuartal I tertinggi dalam lima tahun terakhir.

 

"Ini merupakan pertumbuhan triwulan I tertinggi sepanjang periode 2019 sampai dengan 2024," ujarnya dalam konferensi pers, Senin (6/5).

 

Bila dilihat ke belakang, pertumbuhan ekonomi kuartal I pada 2019 sebesar 5,06 persen. Lalu anjlok pada 2020 menjadi 2,97 persen imbas pandemi. Kemudian pada 2021 turun lebih dalam menjadi 0,69 persen.

 

Namun, pada kuartal I 2022, ekonomi Tanah Air mulai bangkit dengan tumbuh 5,02 persen dan pada 2023 naik tipis dengan pertumbuhan 5,04 persen.

 

Sementara itu, ekonomi Indonesia berdasarkan PDB atas dasar harga berlaku (ADHB) tercatat sebesar Rp5.288,3 triliun. Sedangkan atas dasar harga konstan (ADHK) sebesar Rp3.112,9 triliun.

 

Bila dilihat dari lapangan usahanya, seluruhnya mengalami pertumbuhan positif kecuali pertanian yang terkontraksi 3,54 persen. Penyebabnya adalah penurunan produksi karena El Nino.

 

"Pertanian terkontraksi disebabkan oleh penurunan produksi komoditas pertanian pada awal 2024 khususnya tanaman pangan karena fenomena El Nino yang berpengaruh pada paruh kedua 2023," jelasnya.

 

Sedangkan, lapangan usaha dengan kontribusi tertinggi terhadap ekonomi seperti, industri pengolahan, perdagangan, konstruksi hingga pertambangan tumbuh positif.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar