Indonesia menekankan pentingnya kerja sama ekonomi di sub-kawasan IMT-GT (Indonesia-Malaysia-Thailand Growth Triangle) melalui pendekatan 3V: Vibrant (energik), Verdant (hijau), dan Value (bernilai tambah).
Hal ini disampaikan Deputi Bidang Koordinasi Kerja Sama Ekonomi Internasional, Edi Prio Pambudi, yang mewakili Menko Perekonomian Airlangga Hartarto pada Pertemuan Tingkat Menteri IMT-GT ke-30 di Johor Bahru, Malaysia, Kamis (12/09/2024).
“Kita memiliki visi dan komitmen untuk menghasilkan rencana aksi yang memberikan dampak nyata bagi ekonomi sub-regional,” ujar Deputi Edi dalam pertemuan tersebut.
Indonesia fokus pada penguatan konektivitas fisik dan digital, peningkatan jaringan transportasi, serta pengembangan industri bernilai tambah tinggi seperti energi bersih, bio-fuel, bio-ethanol, dan industri halal. Deputi Edi juga menyoroti pentingnya implementasi proyek kota hijau berkelanjutan melalui Sustainable Urban Development Framework (SUDF).
“Semua ini hanya bisa tercapai jika kita bersama-sama mengembangkan proyek yang terukur serta menjalin kerja sama dengan sub-regional lain seperti BIMP-EAGA dan GMS,” tambahnya.
Pertemuan tersebut juga membahas percepatan proyek unggulan seperti konektivitas Ro-Ro Dumai – Malaka dan rencana konektivitas baru Batam – Johor.
Selain itu, para menteri menyambut baik proposal Asian Development Bank (ADB) terkait Strategi Kolaboratif Ekonomi Biru 2030 yang bertujuan mengoptimalkan pemanfaatan sumber daya laut secara berkelanjutan.
Pertemuan IMT-GT ke-30 ini dipimpin oleh Menteri Ekonomi Malaysia, Rafizi Ramli, dan dihadiri oleh berbagai pejabat dari Thailand, ASEAN, dan ADB.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar