Minggu, 08 Desember 2024

Kawal Cita-Cita Swasembada Pangan Era Prabowo-Gibran

 


Menteri Pekerjaan Umum (PU) Dody Hanggodo menjelaskan bahwa Kementerian PU akan berfokus pada air untuk mendukung cita-cita swasembada pangan yang digaungkan Presiden Prabowo.

"Pemerintah Kabinet Merah Putih berkomitmen melanjutkan pembangunan bendungan di seluruh Indonesia. Sampai saat ini 47 bendungan sudah selesai dibangun, target sampai dengan akhir tahun ada 6 bendungan selesai. Sisa 8 lagi akan diselesaikan di tahun 2025 sampai dengan 2026. Semua sedang on progress. Selain ini ada 11 bendungan baru yang pembangunannya on going sejak tahun 2021. Bendungan-bendungan yang sudah terbangun dan terencana inilah yang akan kita optimalkan untuk swasembada pangan sampai tahun 2028", imbuh Menteri Dody dikutip dalam keterangan resmi, Selasa (19/11/2024).

Untuk diketahui, pembangunan bendungan merupakan salah satu upaya menuju swasembada pangan melalui layanan irigasi seluas 1.271.415 ha, swasembada energi melalui penambahan energi listrik sebanyak 15.627,83 MW dan ketahanan air sebanyak 59,59 m³/kapita/tahun.

Ditambah lagi, Kementerian PU juga menggencarkan kolaborasi intensif melalui program yang bertujuan untuk meningkatkan luas tanam dan produktivitas pertanian dengan Kementerian Pertanian (Kementan). Program ini memadukan strategi intensifikasi (Quick win) dan ekstensifikasi yang diharapkan dapat menambah luas tanam untuk mendukung tercapainya ketahanan pangan nasional.

Menteri Dody mengatakan dari kolaborasi ini ada beberapa titik utama yang tersebar di 12 provinsi. Ia juga berkomitmen untuk mendukung program-program pertanian, utamanya dari sisi ketersediaan air, sebagai upaya mencapai swasembada pangan.

Setidaknya ada dua strategi utama yang disiapkannya, antara lain ekstensifikasi dan intensifikasi. Untuk intensifikasi, hal yang dilakukan yakni mengembangkan 1 juta hektare lahan mencakup peningkatan luas tanam di daerah irigasi yang telah diverifikasi oleh Direktorat Jenderal Sumber Daya Air (SDA) melalui Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) dan Balai Wilayah Sungai (BWS).

Hal ini didorong untuk meningkatkan luas tanam melalui optimalisasi Indeks Pertanaman (IP) seluas 483.563 ha, irigasi bendungan (irigasi premium) seluas 231.710 ha peningkatan keandalan air irigasi untuk meningkatkan IP) di area strategis, seperti Bendungan Karian di Banten, Bendungan Temef di Nusa Tenggara Timur, Bendungan Karalloe di Sulawesi Selatan, dan Bendungan Leuwikeris di Jawa Barat. Juga, Irigasi yang direhabilitasi (TA 2024) 251.853 ha diantaranya ada daerah irigasi kewenangan pusat dengan 187.973 ha terdapat penambahan luas tanam seluas 74.778 ha (40%), daerah irigasi kewenangan Kabupaten/Kota melalui Dana Alokasi Khusus (DAK) seluas 107.437 ha terdapat penambahan luas tanam seluas 42.975 ha (40%), daerah irigasi Desa/Masyarakat melalui P3-TGAI sebanyak 447.000 ha terdapat penambahan luas tanam seluas 134.100 ha (30%). Sementara itu, strategi ekstensifikasi bertujuan mencetak sawah baru seluas 1,3 juta ha.

Wakil Menteri PU Diana Kusumastuti menambahkan untuk memastikan kebutuhan pasokan air agar irigasi terpenuhi, Kementerian PU juga akan mengoptimalkan pengoperasian bendungan-bendungan yang sudah terbangun.

"Adanya intervensi bendungan akan dapat memastikan pasokan air hingga 3 musim tanam, sementara jika tanpa intervensi bendungan hanya optimal untuk mencukupi 1 musim tanam saja," jelas Diana.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar