Presiden Joko Widodo telah meresmikan program kewirausahaan dan digitalisasi sistem pertanian dalam kunjungan kerjanya ke Kabupaten Indramayu, Jawa Barat, Kamis (07/06/2018).
Program
tersebut secara garis besar berupaya untuk meningkatkan kesejahteraan
para petani di Indonesia dengan memberikan kemudahan dan fasilitas bagi
para petani untuk berproduksi.
Direktur Digital and
Strategic Portfolio PT. Telkom David Bangun mengatakan, program tersebut
merupakan implementasi dari visi Presiden Joko Widodo untuk
mengumpulkan para petani ke dalam sebuah kelompok besar sehingga
memiliki daya saing dan keekonomian yang lebih kuat.
Telkom
sendiri berperan dalam melakukan pembinaan dan digitalisasi sistem
pertanian terintegrasi melalui aplikasi digital pertanian yang disebut
Logistik Tani (Logtan).
"Program ini merupakan suatu
implementasi dari arahan Bapak Presiden untuk korporatisasi pertanian.
Ini adalah inisiatif dari Kementerian BUMN, Kementerian Desa,
Kementerian Pertanian, beserta Pemda di mana kami membentuk yang namanya
Mitra BUMDes Bersama (MBB) yang didukung dengan digitalisasi sistem
pertanian," ucapnya saat ditemui Biro Pers, Media, dan Informasi
Sekretariat Presiden di lokasi peresmian, Desa Majasari, Kecamatan
Sliyeg, Kabupaten Indramayu.
Mitra BUMDes Bersama
(MBB), sebagaimana yang disebut Bangun, dalam praktiknya akan menjadi
saluran program kewirausahaan dengan menjadi mitra dalam berbagai
kegiatan produksi tani seperti proses penyediaan bibit, pupuk, pengajuan
kredit usaha rakyat, hingga penjualan hasil tani.
"Hari
ini merupakan peresmian dimulainya proyek percontohan yang sudah
berjalan di 9 kabupaten (Jawa Barat). Ada 11 MBB yang merupakan
implementasi dari kewirausahaan pertanian tersebut," ucapnya.
Ia
melanjutkan, program ini merupakan sebuah upaya untuk membuat semua
program dari pemerintah baik BUMN maupun kementerian dan departemen bisa
tersalurkan ke petani secara terintegrasi sehingga upaya peningkatan
kesejahteraan petani akan menjadi lebih efektif. Upaya tersebut telah
mencakup keseluruhan proses pertanian mulai dari tahap pratanam, tanam,
panen, maupun pascapanen.
"Seluruh
proses tersebut menggunakan digitalisasi sistem pertanian (Logtan) yang
akan berisi antara lain data tunggal petani, data lahan, dan data
transaksi, sehingga penyaluran-penyaluran program pertanian dari
pemerintah tersalurkan dengan efektif ke para petani," imbuhnya.
Dengan
kata lain, MBB ini berperan sebagai integrator dari semua BUMN dalam
menunjang bidang pertanian. Nantinya para petani cukup berhubungan
dengan MBB bila memerlukan KUR (Kredit Usaha Rakyat), kebutuhan benih,
sarana produksi pertanian, serta asuransi bila gagal panen.
Untuk
diketahui, MBB yang berlokasi di tempat yang dikunjungi Presiden Joko
Widodo, yakni di Kecamatan Sliyeg, Kabupaten Indramayu, juga memiliki
fasilitas pascapanen berupa Sentra Pengolahan Beras Terpadu (SPBT).
Fasilitas itu akan menyerap beras dari petani-petani lokal dengan
memberikan harga yang menguntungkan bagi petani. Beras tersebut kemudian
dikemas dalam kemasan terbaik sehingga melepas ketergantungan mereka
terhadap praktik tengkulak yang merugikan. Penjualan produk-produk
pertanian itu nantinya juga akan dilakukan melalui layanan e-commerce.
Sumber: Deputi Bidang Protokol, Pers, dan Media Sekretariat Presiden
Tidak ada komentar:
Posting Komentar