Mataram – Pasca pelaksanaan pemungutan suara Pemilu 2019, Ketua
MUI NTB, Prof Syaiful Muslim menghimbau kepada seluruh elemen masyarakat baik
pendukung Paslon 01 Jokowi-Ma’ruf maupun Paslon 02 Prabowo-Sandi agar kembali
menyambung tali silaturahim yang sempat terganggu karena kesibukan Pemilu 2019.
Momen bulan suci Ramadhan dapat dimanfaatkan sebagai jembatan untuk kembali
menjalin silaturahmi.
Diakui saat ini suhu politik
sudah mulai menurun. Oleh karena itu dalam proses rekapitulasi berjenjang ini,
seluruh elemen masyarakat agar dapat menghormati dan memberikan kesempatan
kepada KPU untuk bekerja. Apabila ada ketidak puasan maka setelah tangggal 22
Mei 2019 protes dapat disampaikan sesuai mekanisme yang sudah diatur oleh
undang-undang sehingga tidak perlu melakukan upaya-upaya yang inkonstitusional.
“InsyaAllah wilayah NTB akan
terjamin kondusifitasnya dan tidak akan terjadi apa-apa. Karena memang
masyarakat tentunya ingin hidup tenang dan nyaman” ungkapnya.
Maka dari itu,pihaknya
mengingatkan masyarakat untuk kembali memulai silaturahim dan mengajak saudara-saudara
kita untuk tidak terprovokasi dan tidak mudah dihasut oleh orang-orang yang
sengaja ingin memcah belah bangsa dan Negara yang kita cintai ini.
“Ini menjadi antisipasi kita
bersama dan MUI NTB juga terus menghimbau kepada tokoh masyarakat, tokoh
politik dan tokoh agama agar sama-sama menghormati kerja KPU. Siapapun yang
terpilih itu adalah pilihan rakyat dan pemimpin kita” tambahnya.
Disamping itu masuknya bulan
suci Ramadhan akan semakin mempererat dan mempercepat tersambungnya silaturahmi
yang sempat kendor akibat kesibukan Pemilu.
“Jadi jangan membicarakan
politik lagi. Apalagi dengan datangnya bulan suci Ramadhan tentunya dapat
mempercepat proses rekonsiliasi sehingga NTB ini tetap aman dan damai”.
ungkapnya.
Pihaknya juga tetap
berkomunikasi dengan MUI di 10 kab/kota di Provinsi NTB agar MUI di
masing-masing daerah tetap menjaga rasa aman. Serta menghimbau masyarakat agar
memperbanyak silaturahim pada momen Ramadhan dan memanfaatkan waktunya untuk
beribadah.
“Saya kira orang tidak akan
menjual ibadah untuk kepentingan politik yang sesaat dan tidak akan
mengorbankan ibadah puasa ramadhan dengan melakukan hal yang tidak
menguntungkan seperti menjelekkan orang lain dan menghina orang lain”
pungkasnya.**
Sumber : www.sumbawabaratpost.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar