Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menyebut Indonesia menjadi salah satu dari 10 negara yang nihil lonjakan kasus selama 10 bulan terakhir. Ini terjadi di tengah banyak negara lain mencatat 'amukan' COVID-19, termasuk China.
Ia menekankan ada dua 'resep' Indonesia berhasil
mempertahankan tren kasus COVID-19 rendah. Ada dua hal yakni mengidentifikasi
mutasi virus melalui sequencing dan rutin melakukan sero survei untuk melihat
antibodi pasca divaksinasi maupun yang terkena infeksi COVID-19.
"Rahasianya ada dua, yang pertama adalah
Indonesia berhasil dalam 1 tahun 6 bulan menemukan strategi bagaimana kita
mengidentifikasi musuh yang berubah-rubah terus, dari Alpha, Delta, Omicron,
kalau di tentara kan namanya intel pake satelit pakai radar," beber Menkes
dalam agenda MoU dengan PP Muhammadiyah, Selasa (3/1/2023).
"Kalau kita namanya pake lab sequence yang
bisa mengidentifikasi mutasi virusnya seperti apa," tutur dia.
Kata dia, jumlah lab sebelumnya hanya berkisar 15,
sehingga sampel yang dianalisis hanya sebanyak 140. Sejak Menkes Budi menjabat,
total lab diperbanyak hingga saat ini berjumlah 19 lab di seluruh Indonesia,
dengan kapasitas empat hingga lima ribu sequence.
"Insya Allah akhir tahun ini akan jadi 20 lab
di Indonesia kapasitas 18 ribu per bulan, sehingga kita bisa tau ini pergerakan
mutasi virusnya seperti apa per minggu, itu sebenarnya di belakang layar hal
saintifik yang kita lakukan," lanjut dia.
"Yang kedua adalah sistem pertahan-nya adalah
imunitas dari penduduk, Indonesia adalah satu dari lima negara yang rutin
melakukan sero survei 6 bulan sekali, sejak tahun lalu sehingga kita tahu data
tahan tubuh kita seperti apa," sambung dia.
Dua hal itu yang kemudian menjadikan pemerintah
mencabut status PPKM. Terakhir, jumlah antibodi dari populasi Indonesia juga
mencapai 98 persen
Tidak ada komentar:
Posting Komentar