Menteri Perencanaan
Pembangunan Nasional (PPN)/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional
(Bappenas) Suharso Monoarfa mendampingi Wakil Presiden RI Ma'ruf Amin
meluncurkan Rencana Induk Percepatan Pembangunan Papua (RIPPP) 2022-2041 dan
Sistem Informasi Percepatan Pembangunan Papua (SIPPP) di Sorong, Papua Barat
Daya, Jumat (7/6/2024).
Ditetapkan melalui Peraturan
Presiden Nomor 24 Tahun 2023, RIPPP 2022–2041 mengusung visi “Terwujudnya Papua
Mandiri, Adil, dan Sejahtera” dengan tiga misi, yaitu Papua Sehat, Papua
Cerdas, dan Papua Produktif.
RIPPP merupakan amanat dari
Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2021 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-undang
Nomor 21 Tahun 2001 tentang Otonomi Khusus Bagi Provinsi Papua yang menyatakan
otonomi khusus dilaksanakan berdasarkan rencana induk, dengan mengedepankan
prinsip pengelolaan keuangan.
Terintegrasi dalam kerangka
RIPPP, SIPPP merupakan platform sistem informasi yang akan terhubung dengan
sistem informasi lainnya dengan prinsip berbagi pakai data atau
interoperabilitas. Sebagai platform terpadu percepatan pembangunan Papua, RIPPP
2022-2041 dan SIPPP menjadi penunjuk arah pembangunan jangka panjang wilayah
Papua. Peluncuran RIPPP dan SIPPP merupakan momen penting yang dapat menjadi
bagian dalam sejarah perjalanan pembangunan Papua dan juga menjadi penentu bagi
kemajuan Papua di masa depan.
Prioritas
membangun Papua
Wapres Ma'ruf Amin menjelaskan, pembangunan di Papua telah menjadi prioritas utama pemerintah. Hal ini sejalan dengan komitmen pemerintah guna mewujudkan pembangunan bersifat Indonesia-sentris guna mengurangi ketimpangan antarwilayah.
Oleh sebab itu, lanjut Ma'ruf,
kebijakan dan strategi pembangunan Papua terus didorong demi menguatkan peran
pemerintah daerah otonom baru dalam meningkatkan kesejahteraan orang asli Papua
(OAP), salah satunya melalui penguatan regulasi.
Ma'ruf juga menegaskan, RIPPP
2022-2041 dengan tiga misi utama tersebut menjadi payung hukum dan pedoman
dalam proses perencanaan, penganggaran, pelaksanaan, sampai dengan evaluasi dan
pengendalian percepatan pembangunan di Papua.
“Arah kebijakan pembangunan
wilayah Papua ini juga telah diselaraskan ke dalam Rancangan Akhir Rencana
Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun 2025-2045 dengan tema Percepatan
Pembangunan Wilayah Papua menuju Papua Sehat, Cerdas, dan Produktif,” terang
Ma'ruf.
Desain dan kerangka
perencanaan tersebut diharapkan dapat membawa semangat, paradigma, dan
terobosan baru dalam rangka mewujudkan lompatan kesejahteraan Papua dalam 20
tahun mendatang. “Saya meyakini percepatan pembangunan Papua akan semakin
terlihat dengan hadirnya Badan Pengarah Percepatan Pembangunan Otonomi Khusus
Papua atau sering disebut dengan Badan Pengarah Papua (BPP),” ujar Ma'ruf.
Wapres juga menerangkan,
keberadaan BPP berbeda dengan badan khusus Papua pada era sebelumnya, mengingat
BPP secara langsung melibatkan perwakilan OAP dari setiap provinsi di wilayah
Papua untuk memastikan agar OAP dapat terlibat dan berpartisipasi langsung
dalam berbagai kebijakan percepatan pembangunan kesejahteraan Papua. “Saya
harap SIPPP dapat berperan penting dalam perencanaan pembangunan oleh
pemerintah pusat dan pemerintah daerah, penyelarasan perencanaan pembangunan di
tingkat pusat dan daerah serta pemantauan, pengendalian, pelaporan, dan
evaluasi pelaksanaan rencana pembangunan," terang Ma'ruf.
Ia juga berharap, platform
sistem informasi terintegrasi tersebut dapat diakses dan dimanfaatkan oleh
seluruh pemangku kepentingan, baik di pusat maupun daerah, serta masyarakat
dalam rangka perencanaan pembangunan Papua.
"SIPPP bisa dikembangkan
dan diintegrasikan dengan berbagai platform sistem informasi lainnya sehingga
dapat meningkatkan efektivitas dan efisiensi sistem sekaligus mendukung penguatan
tata kelola pembangunan di wilayah Papua," tegas Ma'ruf.
Turunkan prevalensi stunting
Menteri PPN/Kepala Bappenas
Suharso Monoarfa mengungkapkan, dengan diluncurkannya RIPPP 2022-2041 dan
SIPPP, para pemangku kepentingan dan masyarakat luas dapat mengetahui arah
pembangunan jangka panjang di wilayah Papua.
Suharso juga menerangkan, visi
besar pembangunan Papua diterjemahkan dalam tiga misi utama. Pertama,
memberikan pelayanan kesehatan yang berkualitas dan merata, serta membudayakan
hidup sehat dan bersih.
"Dengan demikian, pada
tahun 2041, diharapkan setidak-tidaknya angka prevalensi stunting turun hingga
di bawah 10 persen, umur harapan hidup meningkat, serta seluruh kabupaten kota
mencapai eliminasi malaria," ujarnya.
Kedua, memberikan pelayanan
pendidikan berkualitas untuk membentuk pribadi unggul, kreatif, inovatif,
berkarakter, dan mampu bekerja sama menuju Papua cerdas. Dengan upaya ini,
harapan lama sekolah di wilayah Papua pada 2041 diharapkan mampu mencapai
15-16,6 tahun.
Ketiga, meningkatkan
kompetensi, kreativitas, dan inovasi dalam pengembangan potensi ekonomi lokal
yang berdaya saing menuju Papua produktif. Upaya ini diharapkan dapat menekan
angka kemiskinan dan pengangguran di Papua.
"Dalam misi ini,
diharapkan pada tahun 2041, tingkat kemiskinan dan tingkat pengangguran terbuka
dapat turun masing-masing menjadi 5,8-2,82 persen dan 4,11-1,73 persen,"
harap Suharso.
Sinergi
perencanaan dan penganggaran
SIPPP menekankan prinsip
sinergi perencanaan dan penganggaran, serta sinergi antarsumber pendanaan.
Platform yang dikembangkan Kementerian PPN/Bappenas bersama Sekretariat Wakil
Presiden, Kementerian Keuangan, Kementerian Dalam Negeri, dan pemerintah daerah
dalam rangka menjaga keselarasan perencanaan pembangunan tersebut akan menjadi
sarana bagi Badan Pengarah Percepatan Pembangunan Otonomi Khusus Papua,
kementerian, lembaga, daerah, dan pelaku pembangunan untuk memantau percepatan
pembangunan Papua, mulai dari tahap perencanaan, penganggaran, pelaksanaan,
hingga pemantauan, evaluasi, dan pengendalian.
Peluncuran tersebut turut
menghadirkan Wakil Menteri Dalam Negeri John Wempi Wetipo, Pj. Gubernur Papua
Barat Daya Mohammad Musa'ad, Pj. Gubernur Papua Barat Ali Baham Temongmere, Pj.
Gubernur Papua M Ridwan Rumasukun, Pj. Gubernur Papua Selatan Apolo Safanpo,
Pj. Gubernur Papua Pegunungan Velix Vernando Wanggai, dan Pj. Gubernur Papua
Tengah Ribka Haluk.
Agenda peluncuran juga meliputi dialog interaktif Deputi Bidang Pengembangan Regional Kementerian PPN/Bappenas Tri Dewi Virgiyanti dan tokoh muda inspiratif Papua Michelle Horst Lie dan Yafeth Wetipo yang membahas peran strategis dan rencana pembangunan wilayah Papua. Dialog tersebut turut mengundang Pj. Gubernur Papua Pegunungan selaku Ketua Asosiasi Kepala Daerah se-Tanah Papua Velix Vernando Wanggai, Anggota Badan Pengarah Papua Perwakilan Provinsi Papua Barat Daya Otto Ihalauw, dan Wakil Duta Besar Australia untuk Indonesia Gita Kamath.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar