Senin, 29 Juli 2024

Ekonomi Digital Indonesia Masih Hadapi Tantangan, Identifikasi Isu-Isu Kunci Bisa Jadi Upaya Percepat Transformasi

 

 Ekonomi digital Indonesia sampai saat ini masih menghadapi sejumlah tantangan yang menghambat pertumbuhannya, meski punya sejumlah potensi.


Maka dari itu, identifikasi isu-isu kunci dapat menjadi sebuah upaya untuk mempercepat proses transformasi digital di Indonesia. 


“Meski mencatat kemajuan yang luar biasa dan memiliki potensi pertumbuhan yang besar, Indonesia masih menghadapi tantangan yang persisten."


"Di antaranya, pengembangan infrastruktur, literasi digital, privasi data, dan keamanan siber,” jelas Chief Executive Officer (CEO) dari Center for Indonesian Policy Studies (CIPS) Anton Rizki dalam Press Briefing CIPS Digiweek 2024 pekan lalu.


Dalam menyelesaikan tantangan yang ada, pendekatan koregulasi dapat menjadi salah satu upaya.


Koregulasi, yang artinya pengaturan bersama, adalah proses pembagian tanggung jawab antara para pemangku kepentingan, yang terdiri dari pemerintah, swasta dan asosiasi di bidang terkait.


Cara lainnya, adalah penggunaan regulatory sandbox, yaitu ruang atau wadah uji coba untuk memastikan efektivitas sebuah kebijakan sebelum diimplementasikan.


Hal ini juga bisa membantu menangkap potensi permasalahan sebelum kebijakan itu diberlakukan.


Koordinator Pemanfaatan dan Ekosistem TIK, Direktorat Ketenagalistrikan, Telekomunikasi dan Informatika Bappenas Andianto Haryoko menyebut, pemanfaatan teknologi, seperti AI, metaverse dan blockchain dapat mendorong berbagai kegiatan ekonomi.


Hal ini, dalam jangka panjang, diharapkan bisa mengeluarkan Indonesia dari middle income trap.


Dengan keunggulan sumber daya manusianya, Indonesia diharapkan jangan hanya jadi pasar. Indonesia perlu memanfaatkan semakin menurunnya jumlah penduduk usia produktif dari benua lain.


Di sisi lain, mereka justru menguasai lebih banyak teknologi daripada Indonesia.


 Ekonomi

Ekonomi Digital Indonesia Masih Hadapi Tantangan, Identifikasi Isu-Isu Kunci Bisa Jadi Upaya Percepat Transformasi

 

Untuk mengimbangi hal tersebut, Indonesia harus bisa memanfaatkan teknologi supaya tidak hanya jadi pasar.


“Indonesia memerlukan digital talents yang berkualitas untuk menguasai berbagai jenis teknologi."


"Hal ini juga sejalan dengan yang pemerintah sudah lakukan,” terangnya.


Data Bappenas menyebut, program literasi digital nasional Indonesia Makin Cakap telah mengedukasi 23 juta orang dari target 50 juta pada 2024.


Lalu, program UMKM Go Digital sudah menjangkau 12 juta UMKM pada 2020, 27 juta UMKM pada 2023 dan ditargetkan mencapai 30 juta UMKM pada 2024.


Dalam 10 tahun terakhir, sudah terjadi pergeseran tren dalam penguasaan teknologi digital.


Hal ini juga ditegaskan oleh Ketua Komtap Cloud Computing, Asosiasi Pengusaha Teknologi Informasi dan Komunikasi Nasional (Aptiknas) Sutedjo Tjahjadi.


Ia menyebut, tidak hanya di dunia, pergeseran tren ini juga terjadi di Indonesia, di mana produk teknologi informasi kini tidak hanya berupa perangkat keras atau hardware.


Produk teknologi informasi kini didominasi oleh perangkat lunak atau software.


Hal ini, lanjutnya, merupakan sebuah peluang karena hal ini dapat turut mengembangkan industri software di dalam negeri.


“Untuk jadi pemain digital, kita harus beneran memahami software. Kalau kita bisa mendalami software, kontribusi ke PDB dan manfaatnya akan tetap berada di Indonesia."


"Kontribusi ini yang didorong supaya bisa mempercepat transformasi digital,” tandasnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar