Pertumbuhan ekonomi Indonesia
tetap baik didukung oleh permintaan domestik. PDB triwulan II 2024 didukung
oleh konsumsi rumah tangga dan investasi.
Ekspor barang meningkat
didorong kenaikan ekspor produk manufaktur dan pertambangan, terutama logam dan
bijih logam, serta besi baja, ke negara mitra dagang utama, seperti India dan
Tiongkok.
Demikian disampaikan Gubernur
Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo dalam konferensi pers hasil Rapat Dewan
Gubernur di Jakarta, Rabu (17/7/2024).
Perry menjelaskan, berdasarkan
lapangan usaha (LU), pertumbuhan ekonomi terutama ditopang oleh LU Industri
Pengolahan, Konstruksi, serta Perdagangan Besar dan Eceran.
Sementara itu, secara spasial,
pertumbuhan ekonomi yang kuat diprakirakan terjadi di mayoritas wilayah, dengan
pertumbuhan tertinggi di Sulawesi-Maluku-Papua (Sulampua), Bali-Nusa Tenggara
(Balinusra), dan Kalimantan.
Menurut Perry, pertumbuhan
ekonomi pada triwulan III dan triwulan IV 2024 diprakirakan akan tetap baik,
dengan rencana peningkatan stimulus fiskal dari 2,3 persen menjadi 2,7 persen
dari PDB serta kinerja ekspor yang meningkat dengan kenaikan permintaan dari
mitra dagang utama.
"Dengan berbagai
perkembangan tersebut, pertumbuhan ekonomi 2024 diprakirakan berada dalam
kisaran 4,7-5,5 persen. Bank Indonesia akan terus memperkuat sinergitas antara
stimulus fiskal Pemerintah dengan stimulus makroprudensial Bank Indonesia untuk
mendukung pertumbuhan ekonomi berkelanjutan, khususnya dari sisi
permintaan," pungkas Perry.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar